MENDIFERENSIASIKAN PERTANYAAN DI KELAS

Memberikan pertanyaan atau melakukan aktivitas tanya jawab di kelas lazim dilakukan para guru. Agar guru tidak memberikan banyak pertanyaan yang terkesan bertubi-tubi, seorang guru harus mahir dalam mendiferensiasikan pertanyaan.

Meskipun di kelas, siswa memiliki usia yang sama, tentu saja mereka berbeda dalam kesiapan belajar, gaya belajar, minat dan latar belakang pribadi. Saat guru merumuskan pertanyaan, ada gunanya guru mempertimbangkan perbedaan masing-masing siswa di kelas dan menyusun pertanyaan yang berkualitas berdasarkan apa yang dibutuhkan siswa.

Sebelum memulai memberikan pertanyaan kepada siswa, guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan di kelas menyesuaikannya dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari. 

Ketika mempersiapkan pertanyaan untuk tanya jawab di kelas, guru mungkin bertanya pada diri sendiri: Bagaimana pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa dapat menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa? Apakah saya akan mengajukan pertanyaan yang sulit atau terlalu mudah untuk dapat dijawab siswa? Apakah saya menggunakan teknik bertanya yang efektif untuk siswa yang memiliki gaya belajar tertentu? Minat apa yang dimiliki siswa dan bagaimana pertanyaan diberikan atas dasar minat siswa tersebut? Apakah pertanyaan yang diberikan terkait dengan latar belakang dan pengalaman yang dimiliki siswa?

Seorang guru yang mengetahui kemampuan siswa dan materi pembelajaran yang sedang dipelajari dapat mendiferensiasikan pertanyaan yang akan diajukan secara efektif. Katakanlah, Anda seorang guru mata pelajaran Sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Kebetulan Anda sedang membahas tentang sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Kebetulan di kelas ada siswa yang tertarik dengan hak-hak kaum perempuan dan pernah membaca kisah Robinson Crusoe karya sastrawan Inggris Daniel Defoe. 

Anda dapat membuat pertanyaan "Apakah plot dalam Robinson Crusoe berbeda apabila seorang perempuan yang terdampar di sebuah pulau terpencil dibandingkan seorang laki-laki?" Pertanyaan berdasarkan minat siswa dapat mengubah mata pelajaran dari sekedar tugas akademis menjadi tugas pribadi yang menarik. 

Seorang guru dapat mengambil satu langkah lebih jauh, merumuskan pertanyaan yang tidak hanya berhubungan dengan minat siswa tetapi juga dengan pengalaman pribadi mereka. Inilah disebut pertanyaan otentik. 

Pertanyaan otentik ditujukan untuk mengungkap apa yang ada dalam diri siswa terkait dengan pembelajarannya. Apa hubungan materi pembelajaran dengan saya? Bagaimana masalah ini terkait dengan kehidupan dan pengalaman saya? 

Pertanyaan otentik yang mengikat siswa ke dalam cerita Robinson Crusoe dapat mencakup pertanyaan berikut. Pengalaman apa yang Anda miliki tentang sebuah pulau? Pernahkah kamu merasa tersesat dan ketakutan seperti Robinson Crusoe?

Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menantang akan memotivasi siswa belajar sesuai dengan minat dan pengalaman yang mereka miliki. Pertanyaan yang akan membuka wawasan dan pandangan siswa, belajar mengambil risiko, berkembang dan terkadang gagal dalam mengambil keputusan. Jelaslah, baik guru maupun siswa di kelas perlu menjadi bagian dari komunitas pembelajar yang saling mendukung; komunitas yang menghormati setiap individu dan mendorong kemauan siswa mengambil keputusan dan risiko serta eksperiman. 

Pertanyaan-pertanyaan yang menantang yang perlu diformulasikan sedemikian rupa berangkat dari apa yang dialami dan ada dalam diri siswa. Dengan demikian seorang guru terhindar dari mengajukan pertanyaan yang kurang menantang yang justru membuat siswa frustasi serta kurang memotivasi belajar siswa.

Comments