STRATEGI MENGATUR ALOKASI TUGAS UNTUK SISWA

Tugas yang diberikan guru kepada siswa biasanya dibedakan menjadi dua kategori yaitu tugas mandiri terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur.

Kedua jenis penugasan di atas yang lazim diberikan guru guru untuk memperdalam pemahaman maupun untuk mengembangkan keterampilan siswa di luar jam tatap muka di kelas.

Kedua kategori tugas tersebut dapat diberikan guru sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Apabila guru menginginkan untuk menentukan sendiri waktu penyelesaian tugas, maka dapat menggunakan tugas mandiri terstruktur.

Sebaliknya, apabila waktu mengerjakan tugas ditentukan sendiri oleh siswa dan pengumpulan tugasnya, guru dapat memiliki tugas mandiri tidak terstruktur. Yang terpenting guru menentukan durasi waktu pengerjaan tugas dan pengumpulan.

Ada sejumlah pertimbangan untuk memberikan tugas mandiri terstrukut maupun tugas mandiri tidak terstruktur.

Tugas Individu atau Kelompok
Pertimbangan memilih salah satu jenis tugas tersebut dapat dilihat dari lamanya tugas diselesaikan dan apakah tugas tersebut dikerjakan secara individu atau kelompok.

Apabila membutuhkan durasi waktu lama dan melibatkan kelompok, guru dapat memilih menggunakan tugas mandiri tidak terstruktur. Misalnya, tugas yang diberikan dapat berupa tugas proyek yang durasinya bisa membutuhkan waktu satu bulan bahkan lebih.

Akan tetapi, jika tugas dapat dikerjakan individu dalam waktu tidak lama, guru bisa menerapkan tugas mandiri terstruktur.


Foto: Unsplash

Waktu Pengumpulan dan Durasi Waktu

Di dalam tugas mandiri terstruktur, siswa harus mengumpulkan tugas sesuai batas waktu yang telah ditetapkan oleh guru.

Lantas, bagaimanakah cara menghitung alokasi waktu penugasan mandiri terstruktur dan tidak terstruktur agar siswa tidak terbebani belajarnya?

Untuk menghitung waktu penyelesaian tugas terstruktur dan tidak terstruktur dapat mengacu pada pedoman berikut ini.

Pertama, untuk siswa SD, waktu maksimal mengerjakan tugas mandiri terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur adalah sebesar 40% dari waktu tatap muka.

Kedua, untuk siswa SMP, waktu maksimal mengerjakan tugas mandiri terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur adalah sebesar 50% dari waktu tatap muka.

Ketiga, sedangkan untuk siswa SMA, waktu maksimal mengerjakan tugas mandiri terstruktur dan tugas mandiri tidak terstruktur adalah sebesar 60% dari waktu tatap muka.

Dalam hal ini guru harus bisa memperkirakan bahwa waktu maksimal pemberian pengerjaan tugas yang diberikan kepada siswa tidak boleh melebih persentase maksimal dari waktu tatap muka di kelas.

Tuntutan Kompetensi atau Kemampuan
Selain mempertimbangkan durasi waktu pengerjaan tugas, kriteria lain memilih jenis tugas juga dapat dilihat dari tuntutan Kompetensi Dasar (KD). Pedomannya sebagai berikut.

Apabila tuntutan KD lebih dominan pengetahuan atau keterampilan berpikir, maka penugasan lebih tepat dalam bentuk tugas terstruktur.

Apabila tuntutan KD lebih dominan keterampilan konkrit, maka penugasan lebih tepat dalam bentuk tugas tidak terstruktur.

Sekarang apabila tuntutan KD berimbang antara pengetahuan dan keterampilan, tugas yang diberikan dapat mengombinasikan tugas terstruktur dan tugas tidak terstruktur.

Sebagai contoh, pada KD 3.3 dan 4.3 pada mata pelajaran Ekonomi Kelas X. Alokasi waktu pembelajaran katakanlah 3 jam perminggu (tiap pertemuan 45 menit). Jadi waktu tatap muka alokasinya 135 menit (= 3 x 45 menit). Durasi waktu pemberian tugas yaitu 60% x 135 menit = 81 menit. Artinya tugas yang diberikan dikerjakan oleh siswa maksimal 81 menit.

Berdasarkan waktu tersebut, guru juga melihat bahwa pada KD tersebut lebih dominan pada aspek pengetahuan. Oleh karena itu tugas yang diberikan berbentuk tugas mandiri terstruktur.
Cara di atas juga dapat diterapkan untuk siswa SD maupun SMP.

Demikian strategi menentukan tugas kepada siswa berdasarkan durasi waktu, tuntutan kompetensi atau kemampuan, dan jenjang pendidikan.

Comments