ROBERT GLASER DAN PENILAIAN ACUAN NORMA


Foto: The New York Times


























Seorang mahasiswa doktoral di Indiana University, Robert Glaser, memperoleh pekerjaan untuk menyeleksi kru yang menjatuhkan bom dari pesawat bomber yang akan diterjunkan pada Perang Dunia II. Untuk menyeleksi para kru itu, Glaser mengembangkan sebuah metode pengkuran acuan norma (norm-referenced). 

Masing-masing kru yang dilatih untuk menjatuhkan bom akan memperoleh skor  yang ditafsirkan atau diinterpretasikan dengan membandingkannya  dengan skor yang diperoleh seluruh kru yang dilatih, yang dikenal sebagai norma kelompok (group norm). Dengan menggunaan norma kelompok ini, skor para kru akan tersebar di seluruh berbagai kemungkinan skor. 


Disebut sebagai penilaian acuan norma karena skor para kru itu akan diolah dengan teknis statistik tertentu (biasanya menggunakan ukuran mean dan standar deviasi) sehingga tersebar menurut kurva distribusi normal.  Salah satu cara menjabarkan skor kru itu menurut kurva distribusi nomal yaitu rangking persentil. 


Rangking persentil mengindikasikan posisi relatif seorang kru dalam kelompok atau kelas yang dinyatakan dalam persentase skor kru yang berada di bawah dari distribusi skor atau yang dikenal sebagai skor persentil. Dengan cara itulah, skor-skor menjadi lebih mudah dipahami artinya bagi seorang kru akan memperoleh persentil ke-98 atau pada persentil ke-30. Seorang kru memperoleh persentil ke-98 berarti ada 98 persen kru di bawah skor tersebut.  Begitu pula skor persentil ke-30 berarti ada 30 persen kru di bawah skor tersebut. 


Seluruh kru yang diseleksi dan akan direkrut diurutkan menurut kedudukannya dalam kelompok. Interpretasi komparatif ini menjadi sangat berguna dalam dunia kemiliteran dan menyediakan cara gampang untuk memilih skor tertinggi (dan barangkali juga yang paling berkualitas) sesuai jumlah kru yang dibutuhkan.


Metode Glaser itu kemudian diterima secara umum dan diterapkan dalam penilaian hasil belajar di sekolah. Tahun 1960-an hingga tahun 2000-an, kurikulum di Indonesia menggunakan penilaian acuan norma ini.  


Bagi Anda yang mengenyam pendidikan dasar hingga menengah sampai periode tersebut, amatilah nilai yang tertera pada masing-masing pelajaran di dalam rapor Anda. Nilai itu hasil dari metode penilaian yang dikembangkan Glaser yang dulunya untuk menyeleksi kru pesawat bomber pada Perang Dunia II.