Para guru kerap memberikan tugas kepada siswa untuk kepentikan pembelajaran maupun penilaian. Sebuah tugas atau lengkapnya tugas kinerja yaitu setiap kegiatan pembelajaran atau penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan, pemahaman, kemampuan atau keterampilan tertentu. Ketika siswa mengerjakan tugas, siswaakan membuat produk dan/atau mendemonstrasikan keterampilan tertentu yang menunjukkan bukti pembelajaran. Tugas menyajikan situasi yang menuntut siswa untuk melakukan proses pembelajaran dalam sebuah konteks tertentu.
Karakteristik Tugas Kinerja
Setiap keterampilan atau kinerja tertentu yang dilakukan seorang siswa mungkin bisa dianggap sebagai tugas kinerja, misalnya mengikat sepatu atau menggambar sebuah obyek. Tugas kinerja juga menunjukkan penerapan keterampilan khusus dan diskrit, misalnya, menggiring bola. Akan tetapi, tugas kinerja dapat mendukung siswa untuk menyajikan kinerja yang asli (otentik) dalam sebuah konteks, misalnya, bermain permainan sepak bola di mana menggiring bola merupakan salah satu keterampilan terapan. Jadi sebuah tugas kinerja yang akan digunakan untuk pembelajaran dan penilaian mengacu pada kinerja atau keterampilan yang kompleks dan menyajikan keterampilan yang otentik.
Ketika seorang guru mendesain dan memberikan tugas kepada siswanya, maka tugas kinerja tersebut harus memenuhi sejumlah karakteristik. Sebuah tugas kinerja mengandung tujuh karakteristik.
Pertama, tugas kinerja menuntut siswa mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan, bukan hanya mengingat atau menghafal pengetahuan tertentu. Ketika siswa mengerjakan tugas kinerja, maka tugas kinerja tersebut benar-benar dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk melakukan suatu keterampilan. Tugas kinerja biasanya akan meminta siswa untuk menghasilkan produk konkrit (misalnya, karya tulis, gambar, blog, dan lain-lain) atau melakukan kinerja (keterampilan) tertentu (misalnya, presentasi lisan, debat, pidato, dan lain-lain) yang menunjukkan bukti pemahaman dan kemampuan siswa.
Ketiga, tugas kinerja memiliki kebaruan dan otentik. Tugas kinerja semestinya didesain dalam kondisi yang realistis dan menavigasi siswa untuk memecahkan sejumlah masalah. Misalnya, tugas pada mata pelajaran matematika menyajikan sebuah masalah yang belum pernah dilihat atau digunakan sebelumnya, baru untuk siswa, yang tidak hanya dipecahkan dengan sekedar “memasukkan” angka-angka ke dalam rumus-rumus atau alogaritma hafalan. Di dalam tugas kinerja yang otentik, tugas diciptakan dengan sejumlah tujuan atau intensi pembelajaran, audiens tugas itu, kendala atau masalah, dan pilihan untuk mengerjakan sebuah produk atau mendemonstrasikan kinerja yang berhasil.
Keempat, tugas kinerja harus memberikan bukti pemahaman siswa melalui transfer pengetahuan. Pemahaman terhadap konten pembelajaran akan terungkap apabila siswa dapat mentransfer konten pengetahuan yang telah dipelajari ke dalam konteks yang baru dan situasi tertentu. Perhatikan dengan cermat bahwa tidak semua apa yang didemonstrasikan siswa ketika mengerjakan sebuah tugas membutuhkan transfer pengetahuan. Misalnya, memainkan alat musik dengan melihat catatan partitur atau melakukan eksperimen laboratorium dengan menggunakan langkah-langkah yang sudah pasti hanya membutuhkan transfer pengetahuan dalam kadar yang minimal. Sebaliknya tugas kinerja seharusnya membutuhkan respon yang terbuka dan kompleks, membutuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam sebuah konteks, daripada melakukan sebuah tugas kinerja yang sudah tersusun atau terformulasikan dengan baik langkah-langkahnya dan hasilnya.
Kelima, tugas kinerja bersifat multi-faset. Tidak seperti halnya penilaian tradisional seperti pilihan ganda, benar-salah, jawaban singkat, dan sejenisnya yang lazimnya hanya menilai kemampuan yang bersifat tunggal atau penguasaan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, tugas kinerja lebih kompleks. Tugas kinerja akan meminta siswa untuk menggunakan beberapa tahap atau langkah pengerjaan dan demikian dapat digunakan guru untuk menilai beberapa kompetensi atau hasil pembelajaran sekaligus.
Tugas kinerja juga menjadi kendaraan bagi guru untuk mengintegrasikan dua atau lebih mata pelajaran atau bidang ilmu dan/atau keterampilan abad ke-21 serta keterampilan berpikir. Salah satu cara yang paling mudah untuk mengintegrasikan mata pelajaran atau bidang ilmu yaitu menyertakan kemampuan membaca, meneliti, dan/atau kemampuan berkomunikasi (misalnya, menulis, menyajikan info grafis, lisan, presentasi lisan, maupun teknologi informasi dan komunikasi) pada tugas-tugas yang menyangkut bidang ilmu seperti studi ilmu sosial, sains, kesehatan, bisnis, pendidikan jasmani, dan lain-lain. Tugas-tugas semacam itu mendorong siswa untuk melihat atau memandang bahwa pembelajaran bermakna sebagai integrasi, bukannya sesuatu yang terjadi dalam lingkup mata pelajaran atau bidang ilmu tertentu yang terisolasi dan tersegmentasi.
Ketujuh, penyajian tugas kinerja dievaluasi dengan kriteria yang telah ditetapkan dan rubrik. Tugas kinerja tidak menghasilkan satu jawaban atau respon; produk atau demonstrasi keterampilan siswa harus dinilai menggunakan kriteria yang tepat sejalan dengan tujuan atau intensi pembelajaran yang dinilai. Kriteria yang jelas dan selaras dengan intensi pembelajaran digunakan untuk menilai kualitas produk atau keterampilan yang didemonstrasikan. Rubrik penilaian yang terinci, berdasarkan kriteria, digunakan sebagai profil untuk memberi gambaran atau merefleksikan berbagai tingkat kualitas dari pemahaman dan kemampuan yang ditampilkan oleh siswa.
Berdasarkan tujuh karakteristik yang telah disampaikan di atas, tugas kinerja dapat digunakan agar siswa terlibat dalam pembelajaran yang lebih bermakna. Tugas kinerja yang kaya dengan desain berdasarkan konteks otentik yang merefleksikan aplikasi pengetahuan, siswa menjadi lebih termotivasi dan terlibat untuk mengerjakan tugas tersebut karena tugas menyediakan tantangan dari dunia nyata.
Bahkan ketiga guru menggunakannya sebagai penilaian kelas, tugas kinerja memungkinkan guru untuk mengukur pemahaman siswa dan kemampuan atau keterampilan melalui proses yang kompleks, tidak hanya menilai pengetahuan diskrit. Tugas kinerja cocok untuk diintegrasikan dalam berbagai bidang studi dan menghubungkan antara konten pengetahuan dengan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, berkolaborasi, berkomunikasi, dan mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi.
Di samping itu, penilaian berbasis kinerja atau keterampilan juga dapat mengembangkan kebiasaan berpikir seperti ketekunan, keakuratan, dan lain-lain serta mengembangkan karakter, sikap atau pErilaku yang terpuji.